Perjalanan Pulang Rihlah MATAN Malang 2016; dari Diberhetikan Polisi hingga Mesin Hampir Berhenti

MALANG- Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Mu'tabaroh An-Nahdliyah (MATAN) mengadakan rihlah pada hari rabu hingga sabtu tanggal 27-30 Juli 2016. Rihlah tersebut diisi dengan sowan menuju kyai dan ulama di Jawa, sekaligus menghadiri Konferensi Internasional Bela Negara di Pekalongan Jawa Timur.

Retetan Agenda Rihlah MATAN ditutup dengan sowan di ndalem KH. Maimun Zubair pada pukul 20.00 WIB. Namun sayang, KH. Maimun Zubair sedang sakit sehingga tidak dapat diganggu. Ketidakbertemuan kami dengan beliau tidak mengurangi rasa ta'dhim kami dengan beliau.

Selepas dari Sarang, kami segera melaju ke Malang melewati jalur pantura. Selib kiri, selib kanan oleh bapak sopir pun dilakukan. Hingga akhirnya hendak mendahului truk dari arah kiri namun polisi menghadang dan memberhetikan kami. Kami berhenti di depan kantor polisi lalu lintas di Tuban.

Kami semua was-was, takut terkena tilang dan sebagainya. Polisi langsung menanyakan surat-surat kendaraan dan SIM pengedara. Karena hampir semua penumpang keluar dari elf yag ditumpangi, polisi pun mengajak sopir dan beberapa orang masuk kantor. Kami deg-degan berada di luar.

Rasa cemas kami bertambah, ketika lampu senter polisi pecah karena dihantamkan ke kendaraan pick up yang lewat. Polisi tersebut jengkel lantaran sopir tak jua memberhentikan kendaraannya. Polisi mengejar pick up itu.

Rasa cemas kami hilang, lantaran mas Hannan, Gus Sani, Gus Cahyo dan beberapa rombongan kami keluar dari kantor polisi. Mereka langsung naik elf, dan Hanan segera tancap gas melanjutkan perjalanan. Apa yang terjadi di kantor polisi? Kami tetap penasaran.

Perjalanan itu dihujani pertanyaan, "Apa dan bagaimana yang terjadi di dalam kantor polisi". Akhirnya, gus Sani pun bercerita bahwa kita diperbolehkan melanjutkan perjalanan. Hati kami lega, namun ada cerita lucu di kantor polisi.

"'Pak, mohon jangan ditilang' pintaku 'Siapa yang mau nilang?' tanya polisi" celoteh mas Hanan. Seketika kami tertawa di dalam elf. Akhirnya dia pun bercerita bahwa kami perjalan pulang dari International Conference yang diadakan oleh JATMAN dan Kementrian Pertahanan di Pekalongan.

Pengalaman yang berharga ketika kami berkendara. Dimanapun tempatnya, patuhilah rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan.

Masalah kami tak sampai disitu saja, kami hampir berhenti di Tol Kejapanan-Pandaan. Keadaan mesin yang panas mengakibatkan mesin tidak dapat melaju maksiman. Keadaan ini menuntut mas Hanan mengurangi kecepatannya hingga 10 km/jam. Syukurlah, elf membaik hingga kami berhenti di Masjid Al-Mukhlisun Sukorejo, Pasuruan . 12.0

Disqus Comments