MALANG- Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Mu'tabaroh An-Nahdliyah (MATAN) Malang mengagendakan Rihlah untuk mensegarkan pikiran dari kehidupan sehari-hari. Lain dengan rihlah pada umumnya, Rihlah MATAN tidak mengunjungi tempat wisata, melainkan berkunjung ke kediaman para ulama. Sedangkan Konferensi International yang Bertema "Bela Negara, Konsep dan Urgensinya dalam Islam" akan dihadiri ulama dari 43 Negara, baik dari benua Asia, Afrika, maupun Amerika.
Rihlah MATAN yang diselenggarakan hari rabu hingga sabtu 27-30 juli tersebut direncakan mengunjungi ulama-ulama nasional dan berkunjung ke Konferensi Internasional Bela Negara yang diselenggarakan di Hotel Santika, Kota Pekalongan. Ulama-ulama nasional yang aka dikunjungi yaitu KH. Maimun Zubair (Lasem, Rembang), KH. Mustofa Bisri (Rembang), KH. Dimyati Rois (Kaliwungu, Kendal) dan Kyai Abdul Ghofur (Paciran, Lamongan).
Rihlah MATAN Malang ini menegaskan bahwa Tasawuf dan Thoriqoh adalah salah satu penghayatan keagamaan yang akan menghantarkan menuju kedamaian. Acara yang berlangsung 3-4 hari tersebut akan memperkuat pemahaman Islam yang moderat, ramah, toleran tanpa kehilangan jati diri sebagai seorang muslim. (Al/)
Rihlah MATAN yang diselenggarakan hari rabu hingga sabtu 27-30 juli tersebut direncakan mengunjungi ulama-ulama nasional dan berkunjung ke Konferensi Internasional Bela Negara yang diselenggarakan di Hotel Santika, Kota Pekalongan. Ulama-ulama nasional yang aka dikunjungi yaitu KH. Maimun Zubair (Lasem, Rembang), KH. Mustofa Bisri (Rembang), KH. Dimyati Rois (Kaliwungu, Kendal) dan Kyai Abdul Ghofur (Paciran, Lamongan).
Rihlah MATAN Malang ini menegaskan bahwa Tasawuf dan Thoriqoh adalah salah satu penghayatan keagamaan yang akan menghantarkan menuju kedamaian. Acara yang berlangsung 3-4 hari tersebut akan memperkuat pemahaman Islam yang moderat, ramah, toleran tanpa kehilangan jati diri sebagai seorang muslim. (Al/)