Pakaian adat Jawa.
Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya saja.
Benar, pepatah jawa mengatakan "Ajining raga saka busana". Kalimat ini mengingatkan betapa pentinngnya berpakaian. Tentunya pakaian yang layak. Pakaian yang menutup aurat dan sesuai dengan kadar syariat.
Sering kita menilai orang berdasar pakaiannya. Tidak salah. Hanya saja penilaian ini kurang menyeluruh. Penilian dengan pakaian saja akan membutakan kita pada kebenaran hakiki.
Arti makna Busana dan Sandang
Makna busana yang diases dari kbbi.web.id adalah sebagai berikut:
busana/bu·sa·na/ n pakaian; baju;-- madya busana yang tidak terlalu mewah:perusahaan itu bekerja sama dengan himpunan pengusaha -- madya dan adibusana;Bisa dikatakan bahwa busana itu adalah sinonim dari kata pakaian. Maka, dalam berbusama selayaknya kita menyesuaikan dengan masyarakat yang dihadapi. Alangkah tidak cocok apabila datang ke kantor dengan kaos. Ini adalah contoh bagaimana kita menempatkan pakaian yang kita gunakan.
-- muslim baju muslim;
berbusana/ber·bu·sa·na/ v berpakaian
Sedangkan makna sandang menurut KBBI sebagai berikut:
sandang1/san·dang/ n bahan pakaian: mutu -- dalam negeri tidak kalah dengan buatan luar negeri;-- gawai berjual beli pekerjaan rodi;Dari KBBI diatas, disimpulkan bahwa makna sandang itu lebih luas. Makna terjauh dari sandang dengan akhiran -an akan mempertemukan kita dengan huruf jawa. Sandangan adalah tanda baca huruf jawa.
-- pangan pakaian dan makanan (sebagai kebutuhan pokok);
sandangan/san·dang·an/ n 1 pakaian; 2 tanda bunyi pada huruf Jawa
Bagi yang belajar huruf Jawa tentu paham bahwa sandangan itu mengakibatkan perubahan bacaan huruf. Misalnya huruf ha na ca ra ka, di beri wulu, maka dibaca "hi ni ci ri ki". Sekali lagi, sandangan itu dapat memberi pola dan perubahan pembacaan pada huruf jawa.
Tak heran jika kita mendengar pepatah Jawa "Cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan papane". Pertanyaannya adalah "mengapa orang jawa mendahulukan mengatakan sandang terlebih dahulu?". Tentu mayoritas orang akan berpikiran untuk memenuhi kebutuhan perutnya dahulu. Teori kebutuhan Maslow pun mengatakan bahwa makanan adalah kebutuhan pertama. Tapi tidak bagi orang Jawa.
Kembali lagi ke definisi, sandangan adalah tanda bunyi pada huruf jawa. Berkat sandangan itulah huruf jawa dapat bermakna. Sandangan menjadi penentu pembacaan, pelindung dan penghias bagi orang Jawa. Sandangan bagi orang Jawa tidak cukup dengan pakaian, tetapi mencakup budi pekerti, kehormatan, dan pendidikan. Maka tepat sekali jika seseorang itu mengatakan " Cukup sandang pangan e"
Jangan merasa cukup dengan pakaian fisik yang ada. Pakaian perilaku lebih berharga. Pakaian kehormatan lebih berharga. Menjaga perilaku dan kehormatan layaknya menjaga pakaian. Sekali terkena kotor, sulit untuk kembali bersih seperti sedia kala. Meski sudah dicuci.
Jangan sampai kebutuhan primer orang jawa, sandang, kalah dengan kebutuhan kedua, pangan dan papan. Banyak buktinya, dari kalangan pengemis hingga politisi. Misalnya saja, anak muda yang mengemis ialah orang yang sudah tidak lagi memperdulikan kehormatanya. Apalagi mereka yang rela menjual diri di lokalisasi. Lebih lagi mereka yang rela di memakan uang rakyat dengan korupsi. Terlalu mendahulukan pangan daripada sandang.