Dua minggu lalu umat muslim dikagetkan dengan video ahok yang dinilai meleceh kan Al-Quran. Ucapan tersebut menuai protes dari kalangan umat muslim, baik Pemuda Muhammadiyah, HTI, terlebih FPI. Video potongan dengan durasi hanya beberapa detik itu diambil dari Kepulauan Seribu ketika Ahok sedang berkunjung dalam rangka program perikanan di daerah tersebut.
Banyak cercaan panas dari umat Islam karena merasa telah dihina. Ucapan bahwa Al-Maidah ayat 51 digunakan untuk membodoh-bodohi masyarakat untuk tidak memilih Ahok telah membuat keresahan umat Islam. Video ini muncul pada momen sebelum Pilkada DKI, sehingga dengan adanya ini muncul hatersAhok yang baru. Video itu menjadi viral, bahkan menjadi kelanjutan video mahasiswa UI yang menolak Pemimimpin Kafir.
Asbabun Nuzul Al-Maidah Ayat 51
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang Yahudi dan Nasrani menjadi ‘Auliya’ sebagian mereka adalah ‘auliya’ bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu yang mengambil mereka menjadi wali, maka sesunggunya termasuk golongan mereka. Seseungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang-orang yang dholim” (Al-Maidah:51)
Pada perang uhud, umat Islam sedikit mengalami kekalahan. Meskipun pada akhirnya menang tipis dengan orang Kafir. Kekalalah itu ditandai dengan banyaknya korban jiwa yang melayang, akibat kecerobohan tentara Islam ketika berperang. Posisi strategis peperangan, dalam hal ini bukit telah dikuasai umat Islam. Tahap pertama umat Islam memanahi musuh dari atas bukit, karena tentara tergiur dengan harta rampasan perang di lembah, akhirnya tentara turun. Setelah turun, bukit yang awalnya dikuasai Tentara Islam telah berganti dikuasai orang kafir.
Posisi strategis itu tidak di diabaikan oleh orang Kafir. Mereka membantai umat Islam dari atas bukit dengan panah. Hingga banyak jatuh korban jiwa dari umat Muslim. Tetapi, Nabi Muhammad tidak membiarkan itu terjadi. Orang kafir di atas bukit pun dapat dikalahkan.
Pasca kejadian ini, orang muslim yang masih lemah imannaya menjadi ragu-ragu dengan agama Islam. Oh ternyata, Islam itu tidak selamanya menang dalam peperangan. Suatu saat juga bisa kalah dengan lawan tanding yang lain. Sehingga mereka ada mendekati orang Yahudi dan sebagian ada pula yang mendekati orang Nasrani. Hubungannya pun berbeda-beda, ada yang sekadar menjadi teman biasa, teman dekat bahkan meminta pertolongan kepada orang Yahudi atau Nashrani. Sehingga, turunlah surat al-Maidah ayat 51
Dari asbabun nuzul ini, kesimpulannya surat al-maidah ayat 51 tidak ada kaitannya dengan pemilu, atau pemilihan pemimpin.
Perbedaan Tafsir Surat Al-Maidah ayat 51
Sudah menjadi hal lumrah jika terjadi perbedaan pendapat antar kepala manusia. Sama halnya dengan mahasiswa PMII ketika sedang rapat. tidak semua pendapat disepakati. Begitu juga tentang tafsir Al-Quran.
Tafsir juga dipengaruhi oleh kapasitas penafsir, fokus studi penafsir hingga sosial politik tempat penafsir tinggal. Maka dalam hal ini kondisi negara, dan hubungan antara muslim dan non muslim sangat berkaitan erat.
Pendapat paling umum bahwa, hubungan muslim dengan non muslim di Indonesia adalah Kafir Mua’ad. Meraka bukan kafir dzimmiy yang serta merta tunduk pada pemimpin muslim, lagian Indonesia bukan negara yang mengkonstitusikan Islam diranah politik. Meraka juga bukan Kafir Harbiy yang memerangi umat Islam di Indonesia. Mereka adalah kafir mua’ad yaitu orang kafir dengan terikat perjanjian Pancasila dan Konstitusi Negara. Kondisi ini juga serupa dengan masa nabi Muhammad di madinah ketika ada perjanjian hudaibiyah dan piagam madinah.
Abad Modern juga menggunakan kerangka hermeneutik untuk menafsirkan ayat suci. Metode ini muncul dilatarbelakangi kesulitan orang barat dalam mencocokan Bibledengan keadaan saat. Hingga kini hermenetik menjadi kajian-kajian di fakultas sastra untuk memaksnai teks, terutama syair atau puisi, bahkan kitab Suci.
Lantas, Apabila dalam umat Islam saja banyak pendapat, ngapain Ahok capek-capek tersinggung dengan Al-Maidah ayat 51?
Hanya sekadar itu yang saya ketahui, apabila berbeda pendapat silahkan. Kritik dan dan saran selalu kami terima dan kami jadikan bahan pertimbangan.
Baca juga bahan bacaan lanjutan untuk diskusi di Rayaon Ibnu Kholdun
Baca juga bahan bacaan lanjutan untuk diskusi di Rayaon Ibnu Kholdun