Satu hal yang wajar, kalau para calon pejabat eksekutif maupun legislatif merapat ke pondok-pondok pesantren. Pondok pesantren memiliki magnet besar dalam mengumpulkan massa. Sangat tepat jika, para pejabat banyak merapat untuk sekedar manggung atau menarik pemilih secara frontal. Begitu juga, KH Shohib Shoim selalu ketua DPC PKB Bojonegoro, keperpihakan politik akan jelas pada PKB.
Hal yang wajar lagi jika pengasuh pondok terlibat struktural partai politik. Akan makin mudah pondok pesantren berperan dalam afiliasi dalam kepentingan politik praktis. Hak berpolitik pun termasuk hal yang dilindungi undang-undang, sah-sah saja.
Kedatangan Anna Muawanah tidak sendiri, beliau ditemani oleh calon kandidat Gubernur, Pak Halim, Holobis Kuntul Baris. Anna memaparkan mohon doa restu untuk maju dalam pemilihan Bupati Bojonegoro.
Justru yang begitu tendensius untuk memenangkan Anna Muawanah di Pilkada Bojonegoro ialah ketua DPC PKB. Seperti layaknya juru kampanye di dalam masjid. Fatwa politik pun bermunculan, untuk mendukung kaderNU PKB di Pilkada Bojonegoro. Nyatanya kader NU yang berkiprah di parpol lain pun juga masuk dalam bursa calon Bupati Bojonegoro.
Justru yang begitu tendensius untuk memenangkan Anna Muawanah di Pilkada Bojonegoro ialah ketua DPC PKB. Seperti layaknya juru kampanye di dalam masjid. Fatwa politik pun bermunculan, untuk mendukung kader
Mitroatin, kader NU yang berkendaraan Golkar di Bojonegoro.Lain halnya pula dengan Pak Halim, beliau juga tendensius untuk memenangkan pasangan calon Gubernur Jatim. Siapa calon dukungannya?
Baca, kalah dalam bursa Gubernur Jatim, Gus Halim merapat ke pilihan Ulama' NU.