Pengkaderan Berbasis Filsafat Pendidikan, Berjalan kah?
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah organisasi mahasiswa terbesar dalam segi jumlah kader di Indonesia. Meski demikian, PMII masih saja memiliki masalah di kaderisasi organisasi. Masalah kaderisasi itu sering muncul di tataran basis, rayon maupun komisariat. Meski, tataran cabang pun juga masih perlu ditanyakan sistem kaderisasinya.
Pernahkah anda bertaya, sudahkan pengkaderan di PMII dibangun dari teori pendidikan?
Saya jawab belum, memang sebagian PMII suka belajar filsafat, terutama di Malang. Tetapi PMII lebih suka filsafat kiri. Perlawanan, perjuangan, pembelaan kaum tertindas, pembelaan masyarakat marginal. Iya, memang seperti itu. Filsafat itu sangat diperlukan. Meminjam istilah dari Pramoedya Ananta Toer "Didiklah masyarakat dengan organisasi, Didiklah pemerintah dengan perlawanan". Pertanyaannya, sejauh mana PMII mendidik masyarakat (red. Mahasiswa) dengan organisasi?
Sebelum menjawab, akan saya katakan bahwa ada luka di PMII, terutama sisi kaderisasi, namun organisasi ini belum bisa mengobati. Jadi, PMII itu seperti dokter, dia dapat mendiagnosa penyakit yang ada di tubuh orang lain (red. kampus dan pemerintah misalnya). Namun, diagnosa penyakit diri belum tuntas.
Pengkaderan itu luas cakupannya. Ada pengkaderan formal, yang terdiri dari Mapaba, PKD, dan PKL. Pengkaderan non-formal yang berbentuk seminar, pelatihan, training, dan lain sebagainya. Belum lagi masalah pengkaderan informal, tentang warung kopi, asmara, dan candu rokok di dalamnya.
Masalah pengkaderan formal misalnya, sudahkah PMII menggunakan filsafat pendidikan dalam mengatur pembelajarannya?
Jangan-jangan cara belajar dan pembelajaran di PMII masih berkutat pada metode konvensional ceramah. Masih relevan kah cara belajar itu pada era kini (2016)? Pemerintah saja sudah membuat kurikulum baru (K-13) dalam pendidikan di Indonesia. Kapan kurikulum di PMII berubah?
Sebelum membuat kurikulum, tentukan dulu teori dan pendekatan pendidikan yang digunakan PMII. Teori pendidikan sangat banyak jenisnya. Ada pendekatan behavioristik, kognitivistik, kontruktivistik, hingga ko-kontrutivistik. Sebagai perbandingan, K-13 itu menggunakan pendekatan teori kontruktivistik dengan pendekatan saintifik. Teori apa dan pendekatan apa yang dipergunakan PMII? Mari kita renungkan, apalagi kalau kamu jurusan kependidikan.
Yah, itu saja sih unek-unek hari ini. Untuk mengaplikasikan teori kependidikan dalam Kaderisasi PMII. suatu saat bisa kita bedah lebih dalam
Salam pergerakan!
Disqus Comments