Liga Mengaji; Lika-liku Perjalanannya dari Inisiasi, Konsolidasi, hingga Closing Ceremony

Suasana awal Liga Mengaji

MALANG-Liga Mengaji yang menjadi gerakan pengajian kitab salaf ala mahasiswa tidak tergolong mudah. Perjalanannya berat, terjal dan banyak batu sandungan. Akan tetapi, gerakan baru tersebut mampu berjalan dari tanggal 1 hingga 21 Ramadhan 1937 H. Tahapan perjalannya penulis bagi menjadi 4 yaitu: inisiasi, konsolidasi, ngaji (aksi), dan closing ceremony.

Tahap inisiasi diawali dengan rencana kerja Komisariat Oktober tahun lalu (2015). Tahap inisiasi tidak mencantumkan Liga Mengaji sebagai program kerja, namun sebagai agenda komisariat di bulan Ramadhan. Dalam hasil rapat kerja tersebut tertulis, "Ngaji Ramadhan" yang bertujuan untuk menjaga tradisi lama yang baik dan memberi pemahaman dasar-dasar Islam kepada anggota dan kader.

Tahap konsolidasi, dimulai H-3 menjelang Ramadhan. Pengurus banyak yang lalai untuk kembali memperjuangkan agenda Ngaji Ramadhan tersebut. Pengurus diingatkan oleh ketua Komisariat demisoner dan wakil ketua 3 demisioner. Segala sesuatunya dipersiapkan mendadak dari menghubungi pemateri, hingga masalah konsumsi. Tahap konsolidasi membutuhkan waktu 5 hari, 3 hari pra-Ramadhan hingga 2 hari pertama bulan Ramadhan.

Tahap konsolidasi tidak hanya calling ustadz, kemudian ustadz datang datang dengan sendirinya. Kopi pun tak luput menemani proses ini. Al-hasil, nama-nama asatidz tercatut diantaranya: Ahsani Fathur Rahman, Rozin Faza Al-Mubarok, Ali Akbar Mukti, In'amul Wafi, dan Ahmad Faishol. Lima rangers agama Allah ini siap membimbing PMII LIGA melalui kitab Bidatayul Hidayah, karangan Syech Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali.

Tahap berikutnya ialah tahap aksi berupa ngaji. Tahap ini diawali di awal bulan Ramadhan, tepatnya hari pertama. Meski tahap pertama hanya diisi dengan tadarus Al-Quran, dengan jumlah orang terbatas. Kami optimis hari berikutnya akan semakin membaik. 

Tepatnya di hari ketiga Ramadhan, hari selasa malam rabu 7 Juli 2016 pengajian kitab kuning ala mahasiswa pun dilakukan yang diasuh oleh Ustadz Ahsani Fathur Rahman. Beliau menjelaskan secara umum kitab Bidayatul Hidayah dan Imam Al-Ghozali. Kemudian disusul dengan Ustadz Rozin Faza Al Mubarok di hari selanjutnya. Beliau menenerangkan muqoddimah kitab tersebut. Hari pertama dan kedua ini sederhana, hingga kopi dan teh pun tidak tersedia.

Hari-hari berikutnya mengalami fluktuasi yang berarti. Selama Liga Mengaji paling banyak dihadiri 13 peserta, dan paling sedikit 5 orang. Semisal peserta datang secara istiqomah, presensi kehadiran dapat mencapai 20-30 orang. Namun, peserta yang datang silih berganti. Layaknya hati yang selalu berbolak-balik, perjalanan peserta untuk ke tempat ngaji pun ikut naik turun.

Tahap berikutnya ialah tahap closing ceremony. Diisi dengan khataman Al-Quran, buka bersama, dan penutupan pengajian kitab. Tahap ini dilakukan pada hari sabtu, 20-21 Ramadhan 1947H. Sesuai namanya Closing ceremony, penutupan ini hanya seremonial. Karena meski pengajian kitab selesai, PMII LIGA tetap mendedikakasikan diri sebagai santri.(elm)

Baca pula Closing Ceremony Liga Mengaji; buka bersama dan muhasabah diri

Disqus Comments